I.
PENDAHULUAN
Manajemen adalah ilmu yang keberadaanya sangat penting
karena dalam ilmu manajemen dipelajari tentang
seni mengolah organisasi, seni berhubungan dengan dan bekerja sama dengan
orang lain, serta seni memimpin organisasi. Manajemen pendidikan merupakansalah
satu ilmu yang telah dipelajari, dikaji
dan dijadikan landasan teoritis untuk penelitian.
Manusia sebagai manajer di manapun tidak luput dari
sebuah wadah untuk melakukan kegiatan atau yang disebut organisasi. Organisasi
dapat berupa lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal. Organisasi tidak
akan ada tanpa ada manusia. Sebagai seorang manajer sebuah perusahaaan atau
orgnisasi dituntut kemampuannya untuk mengelola perusahaan atau organisasi
dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan
kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setip orang di perusahaan atau
organisasi.
Sumber-sumber pendidikan mencakup orang, uang, bahan
pelajaran, media pendidikan, prasarana,
sarana, dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu
tersedia dan berada pada organisasi atau lembaga pendidikan. Melainkan sering
bertebaran ada di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer
agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para
manajer membutuhka keterampilan-keetrampilan tertentu
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apakah
pengertian pekerjaan dan manajerial ?
B.
Apa
tugas dan peranan manajerial dalam organisasi ?
C.
Apa
perbedaan pemimpin dan manajer?
D.
Apa
macam-macam keterampilan manajerial dalam organisasi?
III.
PEMBAHASAAN
A.
Pengertian pekerjaan dan manajerial
Pekerjaan dalam pandangan ekonomi
adalah segala aktivitas yang dilakukan, baik sendiri atau melalui organisasi,
lembaga atau jasa. kemudian dari bekerja tersebut memperoleh produk berupa upah
dari hasil pekerjaan produk itu sebagai penghasilan. Sedangkan Pekerja adalah
orang yang melaksanakan pekerjaan, baik bekerja disuatu perusahaan, swasta atau
instansi pemerintah. Mereka yang bekerja di pemerintahan disebut sebagai
pegawai, diperusahaan disebut pegawai atau buruh, atau bekerja sendiri yang
disebut berwirausaha.
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan
orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk
mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan
organisasi. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena
berkaitan dengan produktivitas organisasi.Pada hakikatnya orang bekerja untuk
memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang
sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi untuk mengarahkan
perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai
kebutuhan.[1]
Manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan dan
pengolaan.Dalam banyak kepustakaan, kata manajerial sering disebut sebagai asal
kata dari manajemen yang berarti melatih kuda, sedangkan secara harfiah
diartikan to handle yang berarti mengurus, menangani atau
mengendalikan.Sedangkan manajemen merupakan kata benda yang dapat berarti
pengolahan, tata pimpinan atau ketatalaksanaan[2].
B.
Tugas
dan Peranan manajerial dalam organisasi
Tugas dan fungsi manajerial adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara konseptual.Orang
yang melaksanakan fungsi-fungsi manajemen biasanya disebut dengan manajer. Manajer
adalah pimpinan atau kepemimpinan suatu organisasi. Istilah manajer digunakan
dengan berbagai istilah yaitu: direktur, pimpinan, presiden dll. Dalam lembaga
pendidikan manajer disebut sebagai rector, dekan, kepala sekolah, dll.Manajer
memegang otoritas yang menentukan perkembagan lembaga pendidikan.Kedudukannya
sangat strategis, karena berhubungan secara lansung dengan pengambilan
keputusan dan kebijakan yang ditetapkan untuk dilaksanakan secara secara
operasional oleh seluruh bawahannya.[3]
Sebagai manajer suatu lembaga pendidikan, ia mengemban tugas-tugas yang
sangat strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan manajer
secara konseptual adalah sebagai berikut:
1.
Membuat perencanaan, perencaan yang dibuat oleh manajer berkaitan dengan
program pengajaran, kesiswaan, pembinaan para guru/dosen, pengembangan kurikulum
dan pelaksaan pengembangan aktivitas siswa/mahasiswa yang bersifat intra dan
ekstrakurikuler.
2.
Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian.
3.
Pengelolaan administrasi keuangan lembaga.
4.
Pengembangan sarana dan prasarana lembaga.
Menejer harus memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
dalam melakukan hal-hal berikut;
1.
Pelaksanaan kegiatan yang arif dan bijaksana, serta tidak memaksakan
kehendak.
2.
Berwibawa dan loyal terhadap tugas dan kewajibanya
3.
Ahli dan terampil
4.
Perencana yang penuh dedikasi terhadap yang telah direncanakanya.
5.
Pengambil keputusan yang tegas, akurat dan penuh perhitungan dan
kedepan.
6.
Representasi dari semua bawahan
7.
Pengawas yang memberi teladan dengan pedoman ing ngarso asung tulodho
ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
8.
Motivator dan stabilisator untuk segala situasi dan kondisi
9.
Memberi reward and punishment bagi bawahanya.
10.
Bertindak sebagai wasit yang adil dalam menyelesaikan konflik terjadi
dilembaganya.
11.
Panutan bagi bawahanya dan mampu berkomunikasi dengan suasana hati yang
tenang dan menyejukan.
Manajer yang bijak adalah manajer yang ketika menghadapi masalah selalu
melibatkan semua bawahanya untuk ikut serta memecahkan masalah sesuai dengan
kapasitas dan keahlianya.Gagasan pemecahan masalah dapat ditampung sedemikian
rupa dari seluruh bawahanya, dan bawahnya diberi kesempatan untuk memberikan
contoh pemecahan masalah. Dengan cara ini seorang manajer telah melakukan
proses pelimpahan gagasan atau ide kepada bawahanya, sehingga prestasi bawahan
agar mudah dikenal, dan hal itu sekaligus merupakan proses kaderisasi atau
pemberdayaan potensi dan kecangkapan bawahan untuk meningkatkan karirnya.[4]
Peranan manajer muncul karena adanya pemberian otoritas
otomatis formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status
dan kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap
manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan.
Macam-macam peranan manajerial antara lain yaitu:
1. Peranan Interpersonal
Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah/madrasah
sebagai: lambang atau simbol (figure
art), Kepala sekolah/madrasah sebagai lambang, ia mewakili
sekolah/madrasanya dalam menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun
tidak resmi seperti upacara-upacara resmi di sekolah atau madrasah dan
pemerintah/swasta. Sebagai
pemimpin (leader), ia memainkan
peranannya sebagai pemimpin, yaitu memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
2. Peranan informasional
Peranan informasional meliputi: monitor (mencari informasi), ia mencari informasi di dalam dan di
luar sekolah/madrasah secara konstan. Informasi diperoleh antara lain melalui
kontak-kontak jaringan kerja, membaca buku dan hasil penelitian, membaca Koran, dan memanfaatkan internet. Sebagai disseminator
(mendistribusikan informasi), ia mendistribusikan informasi-informasi penting
kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua didik, anggota komite
sekolah/madrasah, dewan sekolah/madrasah, aparatur pemerintah, dan
masyarakat.Sebagai spokesperson, ia
bagaikan seorang diplomat. Sebagai seorang diplomat sebagai seorang diplomat ia
harus mampu berbicara dengan penuh diplommasi dan mampu membuat pendengarnya terpesona dan siap
melaksanakan yang ia bicarakan.
3. Pengambilan Decisional
Peranan decisional meliputi:
enterpreuner,disturbance, resource
allocator dan negotiator. Kepala
sekolah/madrasah sebagai enterpreuner, ia
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya dengan menciptakan
produk/jasa pendidikan.[5]
C.
Perbedaan pemimpin dan manajer
Pemimpin itu berbeda
dengan manajer.Tidak semua pemimpin adalah manajer dan tidak semua manajer
adalah pemimpin. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain.
Seorang pemimpin biasanya muncul karena ditunjuk atau karena keinginan
kelompok, sedangkan manajer itu ditunjuk dan memiliki kekuasaan legitimasi
untuk memberi penghargaan ataupun memberi hukuman pada pengikutnya karena
memiliki otoritas maka dari itulah manajer mamiliki wewenang yang merupakan
kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang karena kedudukanya dalam
organisasi.Seseorang manajer memiliki kewenangan dalam suatu organisasi dan
bukan karena sifat-sifat atau kemampuan kepribadiannya.
Kata manajer biasanya
mengidentifikasikan pada orang-orang yang memiliki posisi untuk mengarahkan
dalam sebuah organisasi, mengetahui segala proses dalam organisasi,
mengalokasikan sumber-sumber daya dengan bijaksana dan mendayagunakan
orang-orangnya. Manajer selalu terkait dengan keberadaan organisasi.Sementara
itu seorang pemimpin biasanya muncul tanpa adanya organisasi.
Ada beberapa hal yang
membedakan pemimpin dengan manajer yaitu:
1.
Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manajer
selalu dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal.
2.
Pemimpin biasanya ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan
manajer itu selalu ditunjuk
3.
Pengaruh yang dimiliki pemimpin karena memiliki kemampuan pribadi yang
lebih dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki oleh
manajer karena memiliki otoritas.
4.
Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang,
sedangkan manajer berfikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawab
penuh.
5.
Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik,
sementara manajer menggunakan pendekatan formal-legal.
6.
Pemimpin berikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas,
sementara manajer berfikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara
sempit.
7.
Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas, sedangkan manajer hanya
memiliki wewenang saja.[6]
D.
Macam-macam keterampilan manajerial dalam organisasi
Ada tiga macam
keterampilan manajer yaitu keterampilan
konsep, keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan teknik. Keterampilan
konsep ialah keterampilan untuk
memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusia wi adalah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan,
sementara itu ketrampilan tekhnik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
1.
Keterampilan Konsep
Untuk memiliki
keterampilan manajer terutama keterampilan konsep, para manajer tertinggi (top manajer) diharapkan:
a. Selalu
belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para bawahan.
b.
Melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan manajemen.
c. Banyak
membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
d. Memanfaatkan
hasil-hasil penelitian orang lain
e. Berfikir
untuk masa yang akan datang, dan
f.
Merumuskan ide-ide yang dapat di uji-cobakan.
Ada dua macam
strategi dalam keterapilan konsepyaitu strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum bisa
berupa salah satu dari upaya mempertahankan stabilitas, pengembangan,
pemotongan/pengurangan, atau kombinasi dari ketiganya. Sedangkan strategi
khusus ialah bergerak dalam segi layanan/produksi, proses, pemasaran/pemakaian
lulusan, dan keuangan.
Dalam strategi
khusus ialah bermaksud membuat para pelaksana pendidikan memanfaatkan
kompetensinya secara maksimal sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
disediakan oleh lembaga. Mencakup usaha melakukan penampilan yang terbaik dalam
melayani kebutuhan siswa/mahasiswa, membimbing mereka belajar, mengusahakan
agar mereka dapat meneruskan studi atau segera dapat bekerja, dan bagaimana
mencari sumber-sumber dana yang baru serta bagaimana memakai dana secara efisien.
Suatu contoh,
sekolah menengah diharapkan meningkatkan mutu pendidikannya tidak hanya pada
aspek kognisi dan keterampilan,
tetapi juga pada aspek afeksi. Diharapkan sekolah itu
mengembangkan siswa-siswa menjadi individu-individu yang pandai, cerdas,
terampil, dan berbudi luhur serta taat beragama.
Tidak mungkin
mengambil strategi mempertahankan kestabilan sebab pendidikan harus lebih maju.
Bila strategi pengembangan diambil masih diragukan kemampuan para petugas dalam
menangani afeksi sejumlah besar siswa pada jam-jam belajar dan jam-jam
istirahat. Bila strategi pengurangan diambil, dikhawatirkan kalau-kalau
masyarakat menentang sebab mengurangi kesempatan belajar
putra-putrinya. Lagi pula hal ini bertantangan dengan kebijakan pemerintah.
Satu-satunya
cara ialah
melakukan musyawarah antara pihak sekolah, kantor pendidikan, dan masyarakat.
Manajer mengemukakan tujuan kemudian menguraikan hasil
analisisnya terhadap factor-faktor yang berkaitan dengan strategi-strategi yang
perlu diambil. Selanjutnya peserta musyawarah diberi kesempatan mengajukan
pendapat, usul, maupun keberatan- keberatannya. Mungkin mufakat ini melahirkan
strategi kombinasi.
2.
Keterampilan Manusiawi
Keterampilan manusiawi pada hakikatnya merupakan kemampuan
untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang-orang
yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan harkatnya sebagai manusia.
Tujuan
mengadakan antar hubngan kerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi
ialah agar para bawahan itu dapat memanfaatkan potensinya
secara optimal dalam bekerja demi kepentingan organisasi dan para anggotanya.
Di Indonesia dalam masa pembangunan ini,
para petugas pendidikan diharapkan dapat menjadi pejuang-pejuang pembangunan
yang gigih.
Seorang petugas
pendidikan akan bisa menjadi
pejuang pembangunan atau akan meningkatkan perjuangan sebagian besar bergantung
kepada kemampuan manajer menggerakkan motivasinya. Oleh sebab itu, sebenarnya
manusia itu bisa diatur atau bisa diajak
berunding untuk mengatur diri bersama. Kuncinya adalah bagaimana para manajer
menangani mereka sebagai bawahan agar dedikasi dan perjuangan mereka semakin
menningkat dalam pendidikan.
3.
Keterampilan Teknik
Keterampilan teknik sebagian besar perlu dikuasai oleh
manajer terdepan. Sebab para manajer terdepan (low management) berhadapan langsung
dengan para petugas pendidikan terutama para pengajar. Para manajer terdepan
sekaligus bertindak sebagai supervisor, yang berkewajiban membina dan
membimbing para pengajar agar mampu mengajar
dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan yang sama mereka juga berkewajiban mengontrol cara kerja para
pengajar.
Supaya dapat
membimbing dan mengontrol secara betul, maka para manajer terdepan perlu paham
akan teknik-teknik yang dipakai dalam memproses siswa/mahasiswa sejak mulai
belajar di lembaga itu sampai lulus. Teknik-teknik ini pada garis
besarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu teknik yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar dan teknik ketatausahaan.
Pada kelompok
teknik pertama anta lain mencakup teknik mengatur lingkungan belajar dan media
pendidikan, menyusun bahan pelajaran, mengatur suasana kelas, membimbing
siswa/mahasiswa belajar, konseling, menyusun tugas-tugas
berstruktur dan mandiri, cara membuat alat ukur dan cara menilai. Sedangkan kelompok teknik yang kedua antara lain mencakup
ketatausahaan pengajaran, kesiswaan/mahasiswa, kepegawaian/personalia,
keuangan, perlengkapan, dan sebagainya.[7]
IV.
KESIMPULAN
a.
Pekerjaan adalah segala aktivitas yang dilakukan, baik
sendiri atau melalui organisasi, lembaga atau jasa. kemudian dari bekerja
tersebut memperoleh produk berupa upah
dari hasil pekerjaan produk itu sebagai penghasilan.
b.
Pekerja adalah orang yang melaksanakan pekerjaan, baik bekerja disuatu
perusahaan, swasta atau instansi pemerintah.
c.
Tugas dan fungsi manajerial adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Sedangkan manajer adalah pimpinan atau kepemimpinan suatu organisasi.
d.
Tujuan-tujuan manajer secara konseptual adalah:
·
Membuat perencanaan.
·
Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian.
·
Pengelolaan administrasi keuangan lembaga.
·
Pengembangan sarana dan prasarana lembaga
e.
Macam-macam peranan manajerial:
·
Peranan
interpesonal
·
Peranan
informasional
·
Pengambilan
Decisional
f.
Manajer selalu terkait dengan keberadaan organisasi. Sementara itu
seorang pemimpin biasanya muncul tanpa adanya organisasi.
g.
Ada tiga macam
keterampilan manajer yaitu
·
keterampilan konsep
·
keterampilan kemanusiaan, dan
·
keterampilan teknik
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang
ada. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
kritik dan saran dari manapun datangnya selalu penulis terima dengan senang
hati demi perbaikan kedepan. Akhirnya semoga pemikiran yang ada pada tulisan
ini bias menjadi kontribusi pemikiran bagi pengembangan pendidikan di
Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Fattah, nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1996
Hikmat, Manajemen
Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia 2009
Nurkolis.Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta:PT Grasindo, 2003
Diakses 23 November 2012 15.05 pm
Diakses 14 November 2012 pukul 09:01
Diakses 23 november 2012 pukul 12;2
pm
[1]http://sastra-khaliq.blogspot.com/2012/04/pengertian-pekerjaan.html#.ULGlK-Rg-nY, Diakses 23 November 2012 15.05
[2] http://M-nahfud.blogspot.com/2012/11/23/kopetensi-menejerial-kepala-sekolah.html diakses 23 november 2012 pukul 12;2 pm