Awas Maling Di Sekitar Kita

Kita sebagai warga Lebak harus berhati-hati dengan menjaga harta benda kita dengan baik, karena saat ini sangat rawan adanya pencurian di sekitar desa kita, seminggu yang lalu tepatnya hari jumat tanggal 22 februari 2013 terjadi pencurian alat mesin mebel yang terjadi di rumah Bapak Zainuddin dan Bapak Sahri, pencuri tersebut menggasak dinamo gergaji, pasah mesin, bor, gerindo. Kejadian tersebut baru diketahi saat pagi hari ketika salah seorang tukang kayu yang kerja di tempat tersebut mau lembur, tapi ketika dia mencari perkakas pertukangannya sudah tidak ada. 

Pencurian tersebut diperkirakan dilakukan oleh 4 orang, karena ada salah seorang saksi yang melihat ada 2 orang disekitar mebel Bapak Zainuddin dan 2 orang disekitar mebel bapak Sahri, dan penuturan dari seorang yang melihat pencuri tersebut membawa motor honda vario, dan orang tersebut kelihatan masih remaja. Selang beberapa hari kemudian terjadi pencurian lagi di rumah Bapak Zainuddin sekarang bukan perkakas mebel akan tetapi kambing etawa yang diternak disamping rumahnya, kejadian tersebut diperkirakan sekitar jam 2 dinihari dan perampok menggunakan mobil box Oleh sebab itu kita harus berhati-hati, ketika ada orang asing yang disekitar kita, kita harus menanyakan identitas dan apa keperluan orang tersebut.

Saya berharap dari pengalaman yang sudah terjadi masyarakat akan sadar untuk menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sekitarnya, dan saya menghimbau kepada pihak berwajib untuk melakukan upaya penegakan hukum yang sudah terjadi di wilayah Lebak khususnya bagi segenap jajaran Polsek Pakis Aji. Dan diperlukannya koordinasi antara masyarakat dan pihak yang berwajib.

HAKEKAT PEKERJAAN DAN KETERAMPILAN MANAJERIAL




       I.            PENDAHULUAN
Manajemen  adalah ilmu yang keberadaanya sangat penting karena dalam ilmu manajemen dipelajari tentang  seni mengolah organisasi, seni berhubungan dengan dan bekerja sama dengan orang lain, serta seni memimpin organisasi. Manajemen pendidikan merupakansalah satu  ilmu yang telah dipelajari, dikaji dan dijadikan landasan teoritis untuk penelitian.
Manusia sebagai manajer di manapun tidak luput dari sebuah wadah untuk melakukan kegiatan atau yang disebut organisasi. Organisasi dapat berupa lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal. Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusia. Sebagai seorang manajer sebuah perusahaaan atau orgnisasi dituntut kemampuannya untuk mengelola perusahaan atau organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setip orang di perusahaan atau organisasi.
Sumber-sumber pendidikan mencakup orang, uang, bahan pelajaran, media pendidikan, prasarana, sarana, dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu tersedia dan berada pada organisasi atau lembaga pendidikan. Melainkan sering bertebaran ada di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para manajer membutuhka keterampilan-keetrampilan tertentu

    II.            RUMUSAN MASALAH

A.       Apakah pengertian pekerjaan dan manajerial ?
B.        Apa tugas dan peranan manajerial dalam organisasi ?
C.        Apa perbedaan pemimpin dan manajer?
D.       Apa macam-macam keterampilan manajerial dalam organisasi?





 III.            PEMBAHASAAN

A.    Pengertian pekerjaan dan manajerial
Pekerjaan dalam pandangan ekonomi adalah segala aktivitas yang dilakukan, baik sendiri atau melalui organisasi, lembaga atau jasa. kemudian dari bekerja tersebut memperoleh produk berupa upah dari hasil pekerjaan produk itu sebagai penghasilan. Sedangkan Pekerja adalah orang yang melaksanakan pekerjaan, baik bekerja disuatu perusahaan, swasta atau instansi pemerintah. Mereka yang bekerja di pemerintahan disebut sebagai pegawai, diperusahaan disebut pegawai atau buruh, atau bekerja sendiri yang disebut berwirausaha.
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan dengan produktivitas organisasi.Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit  perilaku, sedangkan tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan.[1]
Manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan dan pengolaan.Dalam banyak kepustakaan, kata manajerial sering disebut sebagai asal kata dari manajemen yang berarti melatih kuda, sedangkan secara harfiah diartikan to handle yang berarti mengurus, menangani atau mengendalikan.Sedangkan manajemen merupakan kata benda yang dapat berarti pengolahan, tata pimpinan atau ketatalaksanaan[2].

B.     Tugas dan Peranan manajerial dalam organisasi
Tugas dan fungsi manajerial adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara konseptual.Orang yang melaksanakan fungsi-fungsi manajemen biasanya disebut dengan manajer. Manajer adalah pimpinan atau kepemimpinan suatu organisasi. Istilah manajer digunakan dengan berbagai istilah yaitu: direktur, pimpinan, presiden dll. Dalam lembaga pendidikan manajer disebut sebagai rector, dekan, kepala sekolah, dll.Manajer memegang otoritas yang menentukan perkembagan lembaga pendidikan.Kedudukannya sangat strategis, karena berhubungan secara lansung dengan pengambilan keputusan dan kebijakan yang ditetapkan untuk dilaksanakan secara secara operasional oleh seluruh bawahannya.[3]
Sebagai manajer suatu lembaga pendidikan, ia mengemban tugas-tugas yang sangat strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan manajer secara konseptual adalah sebagai berikut:
1.         Membuat perencanaan, perencaan yang dibuat oleh manajer berkaitan dengan program pengajaran, kesiswaan, pembinaan para guru/dosen, pengembangan kurikulum dan pelaksaan pengembangan aktivitas siswa/mahasiswa yang bersifat intra dan ekstrakurikuler.
2.         Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian.
3.         Pengelolaan administrasi keuangan lembaga.
4.         Pengembangan sarana dan prasarana lembaga.

Menejer harus memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dalam melakukan hal-hal berikut;
1.         Pelaksanaan kegiatan yang arif dan bijaksana, serta tidak memaksakan kehendak.
2.         Berwibawa dan loyal terhadap tugas dan kewajibanya
3.         Ahli dan terampil
4.         Perencana yang penuh dedikasi terhadap yang telah direncanakanya.
5.         Pengambil keputusan yang tegas, akurat dan penuh perhitungan dan kedepan.
6.         Representasi dari semua bawahan
7.         Pengawas yang memberi teladan dengan pedoman ing ngarso asung tulodho ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
8.         Motivator dan stabilisator untuk segala situasi dan kondisi
9.         Memberi reward and punishment bagi bawahanya.
10.     Bertindak sebagai wasit yang adil dalam menyelesaikan konflik terjadi dilembaganya.
11.     Panutan bagi bawahanya dan mampu berkomunikasi dengan suasana hati yang tenang dan menyejukan.

Manajer yang bijak adalah manajer yang ketika menghadapi masalah selalu melibatkan semua bawahanya untuk ikut serta memecahkan masalah sesuai dengan kapasitas dan keahlianya.Gagasan pemecahan masalah dapat ditampung sedemikian rupa dari seluruh bawahanya, dan bawahnya diberi kesempatan untuk memberikan contoh pemecahan masalah. Dengan cara ini seorang manajer telah melakukan proses pelimpahan gagasan atau ide kepada bawahanya, sehingga prestasi bawahan agar mudah dikenal, dan hal itu sekaligus merupakan proses kaderisasi atau pemberdayaan potensi dan kecangkapan bawahan untuk meningkatkan karirnya.[4]

Peranan manajer  muncul karena adanya pemberian otoritas otomatis formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status dan kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan.
Macam-macam peranan manajerial antara lain yaitu:
1.      Peranan Interpersonal
Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah/madrasah sebagai: lambang atau simbol (figure art), Kepala sekolah/madrasah sebagai lambang, ia mewakili sekolah/madrasanya dalam menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun tidak resmi seperti upacara-upacara resmi di sekolah atau madrasah dan pemerintah/swasta. Sebagai pemimpin (leader), ia memainkan peranannya sebagai pemimpin, yaitu memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
2.      Peranan informasional
Peranan informasional meliputi: monitor (mencari informasi), ia mencari informasi di dalam dan di luar sekolah/madrasah secara konstan. Informasi diperoleh antara lain melalui kontak-kontak jaringan kerja, membaca buku dan hasil penelitian, membaca Koran, dan memanfaatkan internet. Sebagai disseminator (mendistribusikan informasi), ia mendistribusikan informasi-informasi penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua didik, anggota komite sekolah/madrasah, dewan sekolah/madrasah, aparatur pemerintah, dan masyarakat.Sebagai spokesperson, ia bagaikan seorang diplomat. Sebagai seorang diplomat sebagai seorang diplomat ia harus mampu berbicara dengan penuh diplommasi dan mampu  membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan.

3.      Pengambilan Decisional
Peranan decisional meliputi: enterpreuner,disturbance, resource allocator dan negotiator. Kepala sekolah/madrasah sebagai enterpreuner, ia kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya dengan menciptakan produk/jasa pendidikan.[5]

C.     Perbedaan pemimpin dan manajer

Pemimpin itu berbeda dengan manajer.Tidak semua pemimpin adalah manajer dan tidak semua manajer adalah pemimpin. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin biasanya muncul karena ditunjuk atau karena keinginan kelompok, sedangkan manajer itu ditunjuk dan memiliki kekuasaan legitimasi untuk memberi penghargaan ataupun memberi hukuman pada pengikutnya karena memiliki otoritas maka dari itulah manajer mamiliki wewenang yang merupakan kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang karena kedudukanya dalam organisasi.Seseorang manajer memiliki kewenangan dalam suatu organisasi dan bukan karena sifat-sifat atau kemampuan kepribadiannya.
Kata manajer biasanya mengidentifikasikan pada orang-orang yang memiliki posisi untuk mengarahkan dalam sebuah organisasi, mengetahui segala proses dalam organisasi, mengalokasikan sumber-sumber daya dengan bijaksana dan mendayagunakan orang-orangnya. Manajer selalu terkait dengan keberadaan organisasi.Sementara itu seorang pemimpin biasanya muncul tanpa adanya organisasi.
Ada beberapa hal yang membedakan pemimpin dengan manajer yaitu:
1.      Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manajer selalu dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal.
2.      Pemimpin biasanya ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan manajer itu selalu ditunjuk
3.      Pengaruh yang dimiliki pemimpin karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki oleh manajer karena memiliki otoritas.
4.      Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang, sedangkan manajer berfikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawab penuh.
5.      Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik, sementara manajer menggunakan pendekatan formal-legal.
6.      Pemimpin berikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas, sementara manajer berfikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit.
7.      Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas, sedangkan manajer hanya memiliki wewenang saja.[6]

D.    Macam-macam keterampilan manajerial dalam organisasi

Ada tiga macam keterampilan manajer yaitu keterampilan konsep, keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan teknik. Keterampilan konsep ialah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusia wi adalah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu ketrampilan tekhnik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
1.    Keterampilan Konsep
Untuk memiliki keterampilan manajer  terutama keterampilan konsep, para manajer tertinggi (top manajer) diharapkan:
a.    Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para bawahan.
b.    Melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan manajemen.
c.    Banyak membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
d.    Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain
e.     Berfikir untuk masa yang akan datang, dan
f.     Merumuskan ide-ide yang dapat di uji-cobakan.

Ada dua macam strategi dalam keterapilan konsepyaitu strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum bisa berupa salah satu dari upaya mempertahankan stabilitas, pengembangan, pemotongan/pengurangan, atau kombinasi dari ketiganya. Sedangkan strategi khusus ialah bergerak dalam segi layanan/produksi, proses, pemasaran/pemakaian lulusan, dan keuangan.
Dalam strategi khusus ialah bermaksud membuat para pelaksana pendidikan memanfaatkan kompetensinya secara maksimal sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang dapat disediakan oleh lembaga. Mencakup usaha melakukan penampilan yang terbaik dalam melayani kebutuhan siswa/mahasiswa, membimbing mereka belajar, mengusahakan agar mereka dapat meneruskan studi atau segera dapat bekerja, dan bagaimana mencari sumber-sumber dana yang baru serta bagaimana memakai dana secara efisien.
Suatu contoh, sekolah menengah diharapkan meningkatkan mutu pendidikannya tidak hanya pada aspek kognisi dan keterampilan, tetapi juga  pada aspek afeksi. Diharapkan sekolah itu mengembangkan siswa-siswa menjadi individu-individu yang pandai, cerdas, terampil, dan berbudi luhur serta taat beragama.
Tidak mungkin mengambil strategi mempertahankan kestabilan sebab pendidikan harus lebih maju. Bila strategi pengembangan diambil masih diragukan kemampuan para petugas dalam menangani afeksi sejumlah besar siswa pada jam-jam belajar dan jam-jam istirahat. Bila strategi pengurangan diambil, dikhawatirkan kalau-kalau masyarakat  menentang sebab mengurangi kesempatan belajar putra-putrinya. Lagi pula hal ini bertantangan dengan kebijakan pemerintah.
Satu-satunya cara  ialah melakukan musyawarah antara pihak sekolah, kantor pendidikan, dan masyarakat. Manajer  mengemukakan tujuan kemudian menguraikan hasil analisisnya terhadap factor-faktor yang berkaitan dengan strategi-strategi yang perlu diambil. Selanjutnya peserta musyawarah diberi kesempatan mengajukan pendapat, usul, maupun keberatan- keberatannya. Mungkin mufakat ini melahirkan strategi kombinasi.

2.      Keterampilan Manusiawi
Keterampilan manusiawi pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang-orang yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan harkatnya sebagai manusia.
Tujuan mengadakan antar hubngan kerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi ialah agar para bawahan itu dapat memanfaatkan potensinya secara optimal dalam bekerja demi kepentingan organisasi dan para anggotanya. Di Indonesia  dalam masa pembangunan ini, para petugas pendidikan diharapkan dapat menjadi pejuang-pejuang pembangunan yang gigih.
Seorang petugas pendidikan akan bisa menjadi pejuang pembangunan atau akan meningkatkan perjuangan sebagian besar bergantung kepada kemampuan manajer menggerakkan motivasinya. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia itu bisa diatur atau bisa diajak berunding untuk mengatur diri bersama. Kuncinya adalah bagaimana para manajer menangani mereka sebagai bawahan agar dedikasi dan perjuangan mereka semakin menningkat dalam pendidikan.

3.      Keterampilan Teknik
Keterampilan teknik sebagian besar perlu dikuasai oleh manajer terdepan. Sebab para  manajer  terdepan (low management) berhadapan langsung dengan para petugas pendidikan terutama para pengajar. Para manajer terdepan sekaligus bertindak sebagai supervisor, yang berkewajiban membina dan membimbing para pengajar agar mampu mengajar dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan  yang sama mereka  juga berkewajiban mengontrol cara kerja para pengajar.
Supaya dapat membimbing dan mengontrol secara betul, maka para manajer terdepan perlu paham akan teknik-teknik yang dipakai dalam memproses siswa/mahasiswa  sejak mulai belajar  di lembaga itu sampai lulus. Teknik-teknik  ini pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok  yaitu  teknik  yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan teknik ketatausahaan.
Pada kelompok teknik pertama anta lain mencakup teknik mengatur lingkungan  belajar  dan media pendidikan, menyusun bahan pelajaran, mengatur suasana kelas, membimbing siswa/mahasiswa belajar, konseling, menyusun  tugas-tugas berstruktur dan mandiri, cara membuat alat ukur dan cara menilai. Sedangkan  kelompok teknik  yang  kedua  antara  lain mencakup ketatausahaan pengajaran, kesiswaan/mahasiswa, kepegawaian/personalia, keuangan, perlengkapan, dan sebagainya.[7]

 IV.            KESIMPULAN
a.         Pekerjaan adalah segala  aktivitas yang dilakukan, baik sendiri atau melalui organisasi, lembaga atau jasa. kemudian dari bekerja tersebut  memperoleh produk berupa upah dari hasil pekerjaan produk itu sebagai penghasilan.
b.         Pekerja adalah orang yang melaksanakan pekerjaan, baik bekerja disuatu perusahaan, swasta atau instansi pemerintah.
c.         Tugas dan fungsi manajerial adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Sedangkan manajer adalah pimpinan atau kepemimpinan suatu organisasi.
d.        Tujuan-tujuan manajer secara konseptual adalah:
·         Membuat perencanaan.
·         Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian.
·         Pengelolaan administrasi keuangan lembaga.
·         Pengembangan sarana dan prasarana lembaga

e.         Macam-macam peranan manajerial:
·         Peranan interpesonal
·         Peranan informasional
·         Pengambilan Decisional
f.          Manajer selalu terkait dengan keberadaan organisasi. Sementara itu seorang pemimpin biasanya muncul tanpa adanya organisasi.
g.         Ada tiga macam keterampilan manajer yaitu
·         keterampilan konsep
·         keterampilan kemanusiaan, dan
·         keterampilan teknik

    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang ada. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran dari manapun datangnya selalu penulis terima dengan senang hati demi perbaikan kedepan. Akhirnya semoga pemikiran yang ada pada tulisan ini bias menjadi kontribusi pemikiran bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA

Fattah, nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia 2009
Nurkolis.Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta:PT Grasindo, 2003
Diakses 23 November 2012 15.05 pm
Diakses 14 November 2012 pukul 09:01

Diakses 23 november 2012 pukul 12;2 pm




[3] Drs Hikmat, M.Ag. Manajemen Pendidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2009), hlm 47-51
[4] Drs Hikmat, M.Ag. Manajemen Pendidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2009), hlm 53-55
[5] http://www.facebook.com./note.php?note_id=174133560007 diakses 14 November 2012 pukul 09:01
[6] Drs. Nurkolis, M.M, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 2003), hlm 158-160
[7] http://www.facebook.com./note.php?note_id=174133560007 diakses 14 November 2012 pukul 09:01