STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA PENDIDIKAN



baca Juga 

kunjungi ini...

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/pengolahan-limbah.html

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/rangkaian-digital-dan-sistem-digital.html

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/pengertian-listrik.html

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/tabel-kebenaran.html

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/gerbang-or.html

http://elektror2.blogspot.com/2016/01/plegmatis.html




                I.    PENDAHULUAN
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisa,merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.Pengggunaan istilah pemasaran pada saat ini sudah sangat berkembang di segala sektor.Demikian pula pengertian pemasaran sudah sangat luas dan halus. Pemasaran berarti mengenai bagaimanacara untuk memuaskan konsumen. Seperti diketahui bahwa lembaga pendidikan adalah sebagai kegiatan yang melayani konsumen, berupa siswa, mahasiswa, dan juga masyarakat umum.Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan.Layanan ini dapat dilihat dari berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Jadi, pemasaran jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan. Oleh karena itu dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dalam pemasaran jasa pendidikan, yang meliputi strategi, pemasaran, konsep pemasaran dalam jasa pendidikan, dan strategi pemasaran.

    II.            RUMUSAN MASALAH

a.       Apakah pengertian pemasaran?
b.      Apa saja konsep pemasaran dalam Jasa Pendidikan?
c.       Apakah pengertian strategi?
d.      Apa saja konsep strategi pemasaran?

 III.            PEMBAHASAN

A.         Pengertian Pemasaran
Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pemasaran tidak hanya menawarkan barang akan tetapi juga menawarkan jasa. Didalam pemasaran terdapat berbagai kegiatan seperti menjual, membeli, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir, dan sebagainya, sehingga  dikenal sebagi fungsi-fungsi marketing. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian marketing:
a.       Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

b.      Paul D. Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing” mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
c.       Rayburn D Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts which effect transfers in the oownership of goods and services and which provide for their physical distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.[1]
Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi keinginan melalui usaha mempengaruhi, menyalurkan,dan memindahkan kepemilikan dari satu orang ke orang lain atau antar kelompok baik dalam masalah barang atau jasa.
Marketing dalam jasa pendidikan
Istilah marketing dibagi menjadi dua yaitu marketing pada “profit organization” dan marketing pada “non profit organization”. Lembaga pendidikan termasuk dalam non profit organization.Marketing pada fokusnya adalah berbicara bagaimana memuaskan konsumen.Jika konsumen tidak puas bererti marketingnya gagal.Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai “stakeholder”. Lembaga pendidikan pad hakikatnya bertujuan memberi layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. Jadi marketing jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.[2]
B.       Konsep pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu:
a.    Konsep Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa perusahaan membuat piduksi sebanyak-banyaknya. Dengan produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah dari saingan.       
Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang kuliah, agar lebih banyak peminat masuk.Konsep produksi dalam jasa pendidikan, harus tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang kuliah tidak terlalu tinggi.
b.    Konsep Produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada posisi kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya, sehingga selera mereka bervariasi.Kesalahan pada konsep produk adalah menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka pengusaha yang menganut konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.
                        Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan harus sering memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang dibicarakan oleh para mahasiswa diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
c.     Konsep Penjualan
                           Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept) berpendapat bahwa yang terpenting adalah produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual kepasar dengan menggunakan promosi besar–besaran. Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka ada kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang iklan. Iklan ini harus harus disertai bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya, iklan tanpa usaha perbaikan mutu lembaga pendidikan akan menjadi bumerang bagi lembaga itu sendiri. Para pengelola yang menganut konsep penjulan hanya mementingkan tugasnya saja tanpa memikirkan pelayanannya sudah baik atau belum.
d.    Konsep Marketing (Marketing Concept)
Konsep Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya memperhatikan diri sendiri tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaimana menjual produk agar laris habis, akan tetapi konsep marketing lebih berorientasi jangka panjang. Dalam konsep ini lebih menekankan pada “kepuasan konsumen”.Tujuan marketing adalah bagaiman usaha untuk memuaskan selera, memenuhi “needs and wants” dari konsumen. Istilah needs artinya kebutuhan yang didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi. Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan sebagai suatu kebutuhan  yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, family, dan sebagainya.
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa puas dengan layanan lembaga dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah, perpustakaan, Lab, dan lain sebagainya harus siap melayani siswa.
e.     Konsep Responsibility (konsep kemasyarakatan)
                               Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya.Perusahaan harus menghasilkan produk yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian alam.Jika konsep ini diterapkan dalam lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan harus bertanggung jawabt terhadap masyarakat luas yang dipungut dan yang digunakan, sehingga mutu lulusan yang dihasilkannya benar-benar maksimal untuk kepentingan masyarakat.[3]
Aspek yang Mempengaruhi Marketing Jasa Pendidikan
  Berikut beberapa pendapat yang berperan dalam marketing lembaga pendidikan tinggi:
a.      Dosen dan Peneliti
Tenaga Dosen memiliki peran yang sangat penting dalam proses mengajar, karena dosen juga merangkap sebagai pembangkit image positif terhadap mahasiswa. Sebuah perguruan tinggi hanya dapat berkembang baik, apabila di perguruan tinggi itu cukup tersedia tenaga akademik tetap yang secara teliti melakukan penelitian dan menurunkan kemampuan meneliti itu kepada anak didiknya.
b.      Perpustakaan
Perpustakaan merupakan unsur penting dalam pengembangan ilmu dan untuk mengembangkan suatu perguruan tinggi, seperti dinyatakan berikut:”…the most important ingredient of an institution of quality is a good library” (Cardozier, 1987: 146). Di Amerika maupun di Indonesia tim akreditasi sangat menekankan pentingnya kelengkapan perpustakaan ini. Ada tidaknya perhatian perguruan tinggi terhadap perpustakaan ini dapat diperhatikan anggaran belanja yang dialokasikan untuk kebutuhan perpustakaan.
c.    Teknologi Pendidikan
Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi pengembangan ilmu, terutama dalam proses belajar mengajar. Sebuah perguruan tinggi yang memiliki kelengkapan teknologi pendidikaan ini, tentu  bukan untuk pamer, tetapi dapat menggunakan peralatan tersebut secara teratur untuk membantu kegiatan proses belajar mengajar dalam rangka mempertinggi pelayanan akademis untuk para mahasiswa.
d.      Kegiatan Olahraga
Kegiatan pertandingan olahraga selalu menarik perhatian masyarakat. Dimana ada petandingan maka masyarakat akan berbondong-bondong datang menyaksikan. Tim yang menang akan mendapat perhatian khusus dan selalu menjadi buah pebicaraan mereka, dan juga dalam dunia pers. Oleh karena itu sebuah tim perguruen tinggi yang tangguh, akan memperoleh banyak keuntungan dari promosi perguruan tinggi. di negara Indonesia ini sudah banyak perguruan tinggi yang mencari bibit pemain olahraga dari cabang tertentu seperti sepakbola, basket, tennis, dan lain sebagainya. Jika perlu calon mahasiswa yang berbakat ditarik dan diberi beasiswa atau dibebaskan dari uang kuliah.Dengan demikian kegiatan olahraga ini mempunyai banyak keuntungan, disamping memupuk image positif terhadap perguruan tinggi, juaga dapat membantu calon mahasiwa yang kurang mampu dapat masuk ke perguruan tinggi, karena dia pandai berolahraga.
e.       Kegiatan Marching band dan Tim Tim kesenian
Kegiatan marching band dan tim kesenian dari suatu perguruan tinggi yang menampilkan kebolehannya pada suatu acara resmi akan memperoleh keuntungan promosi yang luar biasa. Apalagi jika diadakan pertandingan diantara jtim tersebut dan mendapat juara. Perguruan tinggi yang memiliki manajemen yang baik, akan mengarahkan perhatiannya lebih membina kegiatan pad bidang ini, karena ini membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi lembaga harus berhati-hati menjaga penampilan timnya, agar tidak mengecewakan penonton, karena akan membawa akibat negativ terhadap lembaga, yang dianggap mencerminkan ketidakberesan manajemen intern. Oleh karena itu, dalam setiap penampilan harus benar-benar disiapkan secara matang.
f.       Kegiatan Keagamaan
                   Kegiatan keagamaan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan fisik keagamaan, tetapi lebih penting adalah upacar yang dilakukan didalamnya.misal Nuzulul Qur’an, Hari Raya Qurban dan lain sebagainya.
C.    Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya.Oleh karena itu strategi selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua variabel besar dalam strategi pemasaran, yaitu variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat dikontrol ( Alex D.Triana 1985:19)
1.    Variabel yang tidak dapat dikontrol
a.         Keadaan persaingan
Keadaan persaingan adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga kapan saingan baru akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus selalu memperbaiki produk atau pelayanan usahanya.
b.        Perkembangan teknologi
Munculnya teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru yang lebih cepat dari saingannya.
c.         Kebijakan politik dan ekonomi
Perubahan perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi, ataupun perubahan perubahan politik dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis
d.      Sumber Daya Alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diduga kapan berkurang atau ditemukan sumber-sumber baru.

2.    Variabel yang dapat dikontrol
a)      Market segmentation
Dalam kebijaksanaan pemasaran pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dan pemasarannya.
b)      Marketing mix
Marketing mix mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga  mendatangkan hasil yang paling memuaskan.
c)      Marketing Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing yang sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran.
d)     Timing
Para pengusaha harus bisa menjaga waktu, kapan dia harus mulai melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko harus dibuka.[4]

D.  Konsep Strategi Pemasaran
Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam konteks lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan emasaran eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau karyawan administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
1.    Produk Jasa ( The Service Product)
Produk jasa menurut Kotler (2000: 428) merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digujknakan atau dikonsumsi pasar sebaagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.
2.    Tarif Jasa ( Price)
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus memperhatikan beberapa hal.Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga hrus dipertimbangkan. Tarif spesifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe pelangganyang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan oleh manfaat dari jasa tersebut.
Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang diusulkan oleh Kotler (1996) dikutip dari Zeithlam dan Bitner (2000: 436) adalah sebagai berikut:
a.         Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir.
b.         Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
c.         Para pemasar hendaknya memahami responsif permintaan terhadap perubahan harga.
d.        Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya lainnya.
e.         Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus dipertimbangkan dalam proses penetaan harga.
f.          .Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasran perolehan,nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.
g.         Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.
3.      Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)
Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan di mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan di mana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa.
4.        Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta mengingatkan pelanggan sasran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5.        Orang/Partisipan ( People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penempilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
6.        Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut memepengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
7.        Proses (Process)
       Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasarn jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa.[5]

VI.             KESIMPULAN
Pengertian Pemasaran
Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pengertian pemasaran menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
1.        Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
2.        Paul D. Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing” mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
3.        Rayburn D Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts which effect transfers in the oownership of goods and services and which provide for their physical distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.
Konsep Pemasaran Dalam Jasa Pendidikan:
a.       Konsep Produksi
b.      Konsep Produk
c.       Konsep Penjualan
d.      Konsep Marketing (Marketing concept)
e.       Konsep Responsibility (Konsep Kemasyarakatan)
Aspek Yang Mempengaruhi Marketing Jasa pendidikan
a.         Dosen dan Peneliti
b.        Perpustakaan
c.         Teknologi Pendidikan
d.        Kegiatan olahraga
e.         Kegiatan marching band dan tim-tim kesenian
f.         Kegiatan keagamaan
Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya.
Dua variabel dalam strategi yaitu:
a.         Variabel yang tidak dapat dikontrol yang meliputi: keadaan persaingan, perkembangan teknologi, kebijakan politik dan ekonomi, dan sumber daya alam.
b.        Variabel yang dapat dikontrol yang meliputi: Market segmentation, marketing mix, marketing budget, dan timing.
Konsep Strategi Pemasaran:
a.         Produk Jasa
b.        Tarif Jasa
c.         Tempat/lokasi
d.        Promosi
e.         Orang/Partisipan
f.         Suasana Fisik
g.        Proses

V.      PENUTUP
      Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagyi kita semua.Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Sehingga kami sebagai manusa biasa yang banyak kekurangan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi semua pihak. Semoga apa yang kita kerjakan setiap hari mendapatkan Ridho Allah SWT. Amiin




DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari,Pemasaran Stratejik jasa pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2003
____________,Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran jasa. Bandung: Alfabeta, 2007
____________, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: alfabeta, 2008

Nasution, M.N, Manajemen Jasa terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004



[1]Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm 1-2
[2]Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm 45-46
[3] Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm  46-50
[4] Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm 200-205 
[5]Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 156-166