baca Juga
kunjungi ini...
http://elektror2.blogspot.com/2016/01/pengolahan-limbah.html http://elektror2.blogspot.com/2016/01/rangkaian-digital-dan-sistem-digital.html http://elektror2.blogspot.com/2016/01/pengertian-listrik.html http://elektror2.blogspot.com/2016/01/tabel-kebenaran.html http://elektror2.blogspot.com/2016/01/gerbang-or.html http://elektror2.blogspot.com/2016/01/plegmatis.html |
I. PENDAHULUAN
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisa,merencanakan,
mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh
tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.Pengggunaan istilah pemasaran pada saat ini sudah
sangat berkembang di segala sektor.Demikian pula pengertian pemasaran sudah sangat
luas dan halus. Pemasaran berarti mengenai bagaimanacara untuk memuaskan
konsumen. Seperti diketahui bahwa lembaga pendidikan adalah sebagai kegiatan
yang melayani konsumen, berupa siswa, mahasiswa, dan juga masyarakat
umum.Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan.Layanan ini
dapat dilihat dari berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik
bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Jadi,
pemasaran jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan
atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan. Oleh
karena itu dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan
dalam pemasaran jasa pendidikan, yang meliputi strategi, pemasaran, konsep
pemasaran dalam jasa pendidikan, dan strategi pemasaran.
II.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apakah
pengertian pemasaran?
b.
Apa saja konsep
pemasaran dalam Jasa Pendidikan?
c. Apakah
pengertian strategi?
d. Apa
saja konsep strategi pemasaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pemasaran
Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pemasaran
tidak hanya menawarkan barang akan tetapi juga menawarkan jasa. Didalam
pemasaran terdapat berbagai kegiatan seperti menjual, membeli, dengan segala
macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir, dan sebagainya,
sehingga dikenal sebagi fungsi-fungsi
marketing. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian marketing:
a. Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing
menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of
goods and services from physical production to consumption”. Yang artinya
marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari
sektor produksi ke sektor konsumsi.
b.
Paul D.
Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing”
mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and
marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in
the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan
barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan
konsumen.
c.
Rayburn D
Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam
bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts
which effect transfers in the oownership of goods and services and which
provide for their physical distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang
mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.[1]
Dari
ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses
dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi keinginan melalui usaha
mempengaruhi, menyalurkan,dan memindahkan kepemilikan dari satu orang ke orang
lain atau antar kelompok baik dalam masalah barang atau jasa.
Marketing
dalam jasa pendidikan
Istilah marketing dibagi menjadi dua yaitu marketing pada “profit
organization” dan marketing pada “non profit organization”. Lembaga pendidikan
termasuk dalam non profit organization.Marketing pada fokusnya adalah berbicara
bagaimana memuaskan konsumen.Jika konsumen tidak puas bererti marketingnya
gagal.Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa
murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai
“stakeholder”. Lembaga pendidikan pad hakikatnya bertujuan memberi layanan.
Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena
mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. Jadi marketing
jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan
jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.[2]
B.
Konsep
pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
Ada
beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha
dalam menghadapi persaingan yaitu:
a.
Konsep Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa perusahaan membuat piduksi
sebanyak-banyaknya. Dengan produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam
pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan
dapat menetapkan harga jual lebih murah dari saingan.
Jika
hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan
menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan
uang kuliah, agar lebih banyak peminat masuk.Konsep produksi dalam jasa
pendidikan, harus tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang
kuliah tidak terlalu tinggi.
b.
Konsep Produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada
posisi kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau
selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian
banyaknya, sehingga selera mereka bervariasi.Kesalahan pada konsep produk
adalah menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul
pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka pengusaha yang menganut
konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.
Jika diterapkan dalam
lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya,
walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan harus sering memonitor
apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang dibicarakan oleh para mahasiswa
diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
c.
Konsep
Penjualan
Pengusaha
yang menganut konsep penjualan (selling concept) berpendapat bahwa yang terpenting
adalah produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual kepasar dengan
menggunakan promosi besar–besaran. Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan,
maka ada kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang iklan.
Iklan ini harus harus disertai bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya,
iklan tanpa usaha perbaikan mutu lembaga pendidikan akan menjadi bumerang bagi
lembaga itu sendiri. Para pengelola yang menganut konsep penjulan hanya
mementingkan tugasnya saja tanpa memikirkan pelayanannya sudah baik atau belum.
d.
Konsep
Marketing (Marketing Concept)
Konsep Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya
memperhatikan diri sendiri tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing
tidak berarti bagaimana menjual produk agar laris habis, akan tetapi konsep
marketing lebih berorientasi jangka panjang. Dalam konsep ini lebih menekankan
pada “kepuasan konsumen”.Tujuan marketing adalah bagaiman usaha untuk memuaskan
selera, memenuhi “needs and wants” dari konsumen. Istilah needs artinya
kebutuhan yang didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri seseorang yang
harus dipenuhi. Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan sebagai
suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, family,
dan sebagainya.
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya
sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa
puas dengan layanan lembaga dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar
mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah,
perpustakaan, Lab, dan lain sebagainya harus siap melayani siswa.
e.
Konsep
Responsibility (konsep kemasyarakatan)
Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung
jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya.Perusahaan harus
menghasilkan produk yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya
jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian alam.Jika konsep ini
diterapkan dalam lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan harus bertanggung
jawabt terhadap masyarakat luas yang dipungut dan yang digunakan, sehingga mutu
lulusan yang dihasilkannya benar-benar maksimal untuk kepentingan masyarakat.[3]
Aspek
yang Mempengaruhi Marketing Jasa Pendidikan
Berikut beberapa pendapat
yang berperan dalam marketing lembaga pendidikan tinggi:
a.
Dosen dan
Peneliti
Tenaga Dosen memiliki peran yang sangat penting dalam proses
mengajar, karena dosen juga merangkap sebagai pembangkit image positif terhadap
mahasiswa. Sebuah perguruan tinggi hanya dapat berkembang baik, apabila di
perguruan tinggi itu cukup tersedia tenaga akademik tetap yang secara teliti
melakukan penelitian dan menurunkan kemampuan meneliti itu kepada anak
didiknya.
b.
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan unsur penting dalam pengembangan ilmu dan
untuk mengembangkan suatu perguruan tinggi, seperti dinyatakan berikut:”…the
most important ingredient of an institution of quality is a good library”
(Cardozier, 1987: 146). Di Amerika maupun di Indonesia tim akreditasi sangat
menekankan pentingnya kelengkapan perpustakaan ini. Ada tidaknya perhatian
perguruan tinggi terhadap perpustakaan ini dapat diperhatikan anggaran belanja
yang dialokasikan untuk kebutuhan perpustakaan.
c.
Teknologi
Pendidikan
Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam proses belajar mengajar. Sebuah perguruan
tinggi yang memiliki kelengkapan teknologi pendidikaan ini, tentu bukan untuk pamer, tetapi dapat menggunakan peralatan
tersebut secara teratur untuk membantu kegiatan proses belajar mengajar dalam
rangka mempertinggi pelayanan akademis untuk para mahasiswa.
d.
Kegiatan
Olahraga
Kegiatan pertandingan olahraga selalu menarik perhatian masyarakat.
Dimana ada petandingan maka masyarakat akan berbondong-bondong datang
menyaksikan. Tim yang menang akan mendapat perhatian khusus dan selalu menjadi
buah pebicaraan mereka, dan juga dalam dunia pers. Oleh karena itu sebuah tim
perguruen tinggi yang tangguh, akan memperoleh banyak keuntungan dari promosi
perguruan tinggi. di negara Indonesia ini sudah banyak perguruan tinggi yang
mencari bibit pemain olahraga dari cabang tertentu seperti sepakbola, basket,
tennis, dan lain sebagainya. Jika perlu calon mahasiswa yang berbakat ditarik
dan diberi beasiswa atau dibebaskan dari uang kuliah.Dengan demikian kegiatan
olahraga ini mempunyai banyak keuntungan, disamping memupuk image positif
terhadap perguruan tinggi, juaga dapat membantu calon mahasiwa yang kurang
mampu dapat masuk ke perguruan tinggi, karena dia pandai berolahraga.
e.
Kegiatan
Marching band dan Tim Tim kesenian
Kegiatan
marching band dan tim kesenian dari suatu perguruan tinggi yang menampilkan
kebolehannya pada suatu acara resmi akan memperoleh keuntungan promosi yang
luar biasa. Apalagi jika diadakan pertandingan diantara jtim tersebut dan
mendapat juara. Perguruan tinggi yang memiliki manajemen yang baik, akan
mengarahkan perhatiannya lebih membina kegiatan pad bidang ini, karena ini
membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan
pemerintah. Akan tetapi lembaga harus berhati-hati menjaga penampilan timnya,
agar tidak mengecewakan penonton, karena akan membawa akibat negativ terhadap
lembaga, yang dianggap mencerminkan ketidakberesan manajemen intern. Oleh
karena itu, dalam setiap penampilan harus benar-benar disiapkan secara matang.
f.
Kegiatan
Keagamaan
Kegiatan
keagamaan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan fisik keagamaan, tetapi
lebih penting adalah upacar yang dilakukan didalamnya.misal Nuzulul Qur’an,
Hari Raya Qurban dan lain sebagainya.
C.
Pengertian
Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi
yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan
ancaman lingkungan eksternalnya.Oleh karena itu strategi selalu berkaitan
evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua variabel besar dalam strategi
pemasaran, yaitu variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat
dikontrol ( Alex D.Triana 1985:19)
1.
Variabel yang
tidak dapat dikontrol
a.
Keadaan
persaingan
Keadaan persaingan adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha
untuk menduga kapan saingan baru akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus selalu
memperbaiki produk atau pelayanan usahanya.
b.
Perkembangan
teknologi
Munculnya teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari
segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini
pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru yang lebih cepat dari
saingannya.
c.
Kebijakan
politik dan ekonomi
Perubahan perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi,
ataupun perubahan perubahan politik dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis
d.
Sumber Daya
Alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diduga kapan
berkurang atau ditemukan sumber-sumber baru.
2.
Variabel yang
dapat dikontrol
a)
Market
segmentation
Dalam kebijaksanaan pemasaran pengusaha harus menetapkan strategi
arah sasaran dan pemasarannya.
b)
Marketing mix
Marketing mix mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari
kombinasi maksimal sehingga mendatangkan
hasil yang paling memuaskan.
c)
Marketing
Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing yang sangat
mempengaruhi keberhasilan pemasaran.
d)
Timing
Para pengusaha harus bisa menjaga waktu, kapan dia harus mulai
melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko harus dibuka.[4]
D.
Konsep Strategi
Pemasaran
Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam
konteks lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan emasaran
eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau
karyawan administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian
penyedia jasa.
1.
Produk Jasa (
The Service Product)
Produk jasa menurut Kotler (2000: 428) merupakan segala sesuatu
yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digujknakan atau dikonsumsi pasar sebaagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.
Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang
kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang
akan mereka terima dari produk tersebut.
2.
Tarif Jasa (
Price)
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus memperhatikan
beberapa hal.Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus
sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.Perubahan berbagai tarif di
berbagai pasar juga hrus dipertimbangkan. Tarif spesifik yang akan ditetapkan
akan bergantung pada tipe pelangganyang menjadi tujuan pasar jasa tersebut.
Nilai jasa ditentukan oleh manfaat dari jasa tersebut.
Secara
singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang diusulkan oleh Kotler
(1996) dikutip dari Zeithlam dan Bitner (2000: 436) adalah sebagai berikut:
a.
Perusahaan
harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, mencakup:
pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan
biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing,
pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir.
b.
Perusahaan
tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga
maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan
sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
c.
Para pemasar
hendaknya memahami responsif permintaan terhadap perubahan harga.
d.
Berbagai jenis
biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah
biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta
biaya-biaya lainnya.
e.
Harga-harga
para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga
harga pesaing harus dipertimbangkan dalam proses penetaan harga.
f.
.Berbagai cara
atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasran perolehan,nilai
yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.
g.
Setelah
menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan
harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.
3.
Tempat/Lokasi
Pelayanan (Place/Service Location)
Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada
pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi
pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa
kepada pelanggan dan di mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai
lingkungan di mana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari
nilai dan manfaat dari jasa.
4.
Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Tujuan
utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5.
Orang/Partisipan
( People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari
people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan
jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan
penempilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau
keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
6.
Sarana Fisik
(Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut
memepengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain
lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti
tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
7.
Proses
(Process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan
faktor utama dalam bauran pemasarn jasa seperti pelanggan jasa akan sering
merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain
itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya
pemasaran jasa.[5]
VI.
KESIMPULAN
Pengertian
Pemasaran
Pemasaran berasal
dari bahasa inggris yaitu marketing. Pengertian pemasaran menurut beberapa
pendapat adalah sebagai berikut:
1.
Maynard dan
Beckman dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan “Marketing embraces
all business activities involved in the flow of goods and services from
physical production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala
usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor
konsumsi.
2.
Paul D.
Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing”
mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and
marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in
the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan
barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan
konsumen.
3.
Rayburn D
Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam
bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts
which effect transfers in the oownership of goods and services and which
provide for their physical distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang
mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.
Konsep
Pemasaran Dalam Jasa Pendidikan:
a. Konsep Produksi
b. Konsep Produk
c. Konsep Penjualan
d. Konsep Marketing (Marketing concept)
e. Konsep Responsibility (Konsep Kemasyarakatan)
Aspek Yang Mempengaruhi Marketing Jasa
pendidikan
a.
Dosen dan Peneliti
b.
Perpustakaan
c.
Teknologi Pendidikan
d.
Kegiatan olahraga
e.
Kegiatan marching band dan tim-tim kesenian
f.
Kegiatan keagamaan
Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi
yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan
ancaman lingkungan eksternalnya.
Dua variabel dalam strategi yaitu:
a.
Variabel yang
tidak dapat dikontrol yang meliputi: keadaan persaingan, perkembangan
teknologi, kebijakan politik dan ekonomi, dan sumber daya alam.
b.
Variabel yang
dapat dikontrol yang meliputi: Market segmentation, marketing mix, marketing
budget, dan timing.
Konsep Strategi Pemasaran:
a.
Produk Jasa
b.
Tarif Jasa
c.
Tempat/lokasi
d.
Promosi
e.
Orang/Partisipan
f.
Suasana Fisik
g.
Proses
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan,
semoga dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagyi kita semua.Segala kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.Sehingga kami sebagai manusa biasa yang banyak
kekurangan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi semua
pihak. Semoga apa yang kita kerjakan setiap hari mendapatkan Ridho Allah
SWT. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari,Pemasaran Stratejik
jasa pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2003
____________,Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran jasa.
Bandung: Alfabeta, 2007
____________, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan. Bandung: alfabeta, 2008
Nasution, M.N, Manajemen Jasa terpadu, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004
[5]Buchari Alma, Manajemen Corporate &
Strategi Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 156-166