ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN







I. PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai mahluk yang suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk  tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai pengorganisasian dalam manajemen pendidikan.




II. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Organisasi dan Pengorganisasian?
2. Apa saja asas-asas organisasi manejemen?
3. Apa macam-macam organisasi?
4. Apa saja teori-teori organisasi?
5. Apa pengertian reorganisasi dan restrukturisasi?

III. PEMBAHASAN
1   Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat. Sedangkan organize (bahasa inggris) berarti “mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. “ Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi dan elemen penting dalam manajemen sesungguhnya telah bannyak didefinisikan oleh para ahli. Seperti:
Gibson at.all (1995:6) mengartikan organisai sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat oleh individu secara sendiri-sendiri. Robbins (1994:4) mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Sedang, P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan di mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang memegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.[1]
Organisasi selalu diartikan sebagai berbagai komponen yang disatukan dalam suatu struktur dan sistem kerja yang terus bergerak seirama dengan sasaran tujuan yang ingin dicapai. Organisasi tidak dipahami hanya sebatas wadah (tempat) dimana terjadi interaksi dan aktivitas antar personal (individu), karena organisasi adalah perpaduan sumber daya manusia yang dikelompokkan berdasarkan struktur, fungsi, kewenangan dan tanggungjawab. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban dan berkepentingan untuk memajukan organisasi. Untuk menjamin berlangsungnya suatu organisasi, maka fungsi pengorganisasian mutlak diperhatikan. Untuk menggerakkan sumber daya yang dimiliki organisasi diperlukan pengorganisasian sehingga menjamin sinergisitas dan keberlanjutan organisasi.[2]
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a.       Stoner, (1996) mengemukakan, mengorganisasikan adalah: proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran dalam kata lain, mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai tujuan.
b.      Hasibuan (1990), mengartikan pengorganisasian sebagai suatu proses untuk menentukan, mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktifitas, menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut.
c.       Asnawir menyatakan bahwa pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga untuk membentuk suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuan merupakan kegiatan dalam manajemen, karena pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang ada dalam sebuah organisasi maupun suatu lembaga adalah kegiatan pengorganisasian.[3]
Beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa organisasi adalah sebuah wadah, tempat atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukkan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan ) adalah tempat untuk melakukan aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, dan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.[4]
Kegiatan menyusun berbagai elemen dalam sebuah lembaga pendidikan maupun instansi merupakan kegiatan manajemen yang secara khusus disebut sebagai pengorganisasian, hal ini makin memperjelas bahwa di antara fungsi manajemen adalah menyusun dan membentuk berbagai hubungan kerja dari berbagai unit untuk menjadi sebuah tim yang solid, dari tim yang solid akan memberi kekuatan. Apabila terjadi kesatuan kekuatan dari berbagai elemen sistem untuk mencapai tujuan dalam lembaga maupun organisasi maka manajemen dianggap berhasil.[5]

2. Asas-Asas Organisasi Manejemen
Dalam menjalankan kerja organisasi, tentunya sebelumnya harus mengetahui secara dalam tentang asas-asas organisasi manajemen agar dalam setiap elemen organisasi dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, diantara asas-asas organisasi tersebut, yaitu:
  1. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini yang akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang tepat.
  2. Departementalisasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
  3. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departementalisasi perlu pengisian aktifitas kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi.
  4. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah darinya.
  5. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis, dll.
  6. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.
  7. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang sama pentingnya harus ditempatkan pada level yang sama pula.
  8. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam 0rganisasi.
  9. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yang setara.
  10. Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin dengan baik oleh seorang pemimpin di atasnya.
  11. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu dilewati dalam menentukan sebuah keputusan. (kasus PTPN 5)[6]
3. Macam-Macam Organisasi
Pada umumnya organisasi terbagi menjadi tiga macam, diantaranya: Organisasi Niaga, Organisasi Sosial dan Organisasi Regional & Internasional. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga Organisasi tersebut:
1.   Organisasi Niaga
Organisasi Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam Organisasi Niaga :
- Perseroan Terbatas (PT)

- Perseroan Komanditer (CV)

- Firma (FA)

- Koperasi
- Join Ventura
- Holding Company
2.   Organisasi Sosial
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
- Jalur Keagamaan
- Jalur Profesi
- Jalur Kepemudaan
- Jalur Kemahasiswaan
- Jalur Kepartaian & Kekaryaan
3.   Organisasi Regional & International
- Organisasi Regional
  Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi     beberapa negara tertentu saja.
- Organisasi Internasional
   Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara didunia.[7]
Macam-macam organisasi internasional
1.      UN = United Nation = PBB (1945)
2.      UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun namanya diganti setelah tahun 1953 menjadi: United Nations Children’s Fund.
3.      UNESCO = The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (16 November 1945)
4.      WHO = World Health Organization (7 April 1948)
5.      IMF = International Monetary Fund (Juli 1944, 180 negara)
6.      OPEC = Organization of the Petroleum Exporting Countries (1960, anggota 13 negara, termasuk Indonesia)
7.      ASEAN = Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara anggota, Timor Leste dan Papua new Guinea hanya sebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadi anggota), dll.[8]
4.      Teori-Teori Organisasi
Ada 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasi birokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teori proses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuat keputusan, dan teori organisasi kontingensi.




a.    Teori Klasik
Menurut teori organisasi klasik ini, organisasi dipandang sebagai sebuah sistem tertutup dimana semua variabel diperhatikan dan berada di bawah pengendalian pihak manajemen. Teori klasik ini ternyata membawa hasil nyata dalam praktiknya. Terjadi kenaikan produktivitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa itu. Tetapi satu hal pokok adalah bahwa, teori organisasi klasik mengabaikan faktor manusia. Nasib para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (mereka seakan-akan dianggap sebagai bagian dari mesin). Hasil produksi (Output) dicapai dengan pengorbanan manusia yang terlampau besar.[9]
b.    Teori Organisasi Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip hirarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.
c.    Teori Organisasi Human Relation
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
d.   Teori Organisasi Perilaku
Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
e.    Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
f.     Teori Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
g.    Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manajer guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
h.    Teori Organisasi Pembuat Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
i.      Teori Organisasi Kontingensi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.[10]
5. Pengertian Reorganisasi dan Restrukturisasi
Robbins dan Fattah (2006) menyatakan suatu struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi. Dengan demikian, struktur organisasi pelatihan akan menggambarkan pengelompokkan satuan kerja pelatihan. Struktur organisasi pelatihan juga membagi kerja dalam kegiatan pelatihan termasuk pengaturan pelimpahan.
Pengertian restrukturisasi menurut mintzeberg (1979) adalah: “in the case of organizational, structur and design means turning those knobs that influence the division of labour and the coordinating, mechanism, there by effecting how the organizational function, how material autority, information and decision process flow throught”.
Sementara Bennis dan Mische (1999:13) mendefinisikan “restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaan dengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudian secara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya manusia”. rekayasa ulang adalah proses yang mengubah budaya organisasi dan menciptakan proses sistem, struktur dan cara baru untuk mengukur kinerja dan keberhasilan. bennis and mische dalam sudarmayanti (2002:63).[11]

IV.  Kesimpulan
Organisasi adalah suatu proses kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
Tujuan dan manfaat organisasi, antara lain untuk :
a.      Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang   dimilikinya dalam mencapai tujuannya
b.     Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan)
c.      Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama
d.     Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang (motif berprestasi).
e.      Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
Adapun langkah-langkah pengorganisasian:
a.      Memahami tujuan institusional
b.     Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam usaha mencapai tujuan institusional
c.      Kegiatan yang serumpun (sejenis) dikelompokkan dalam satu unit kerja
d.     Menetapkan fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab setiap unit kerja
Asas Pengorganisasian:
a.      Asas Pembagian Tugas
b.     Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
c.      Asas disiplin
d.     Asas kesatuan komando
e.      Asas mengutamakan kepentingan umum
f.      Asas keadilan
g.     Asas inisiatif
h.     Asas kesatuan dan kebersamaan
Macam-Macam Organisasi
1.      Organisasi Niaga
2.      Ortganisasi Sosial
3.      Organisasi Regional dan Internasional
Teori-Teori Organisasi
Ada 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasi birokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teori proses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuat keputusan, dan teori organisasi kontingensi.
Pengertian Restrukturisasi
Menurut Bennis and Mische (1999:13) mendefinisikan “restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaan dengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudian secara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya manusia”.




PENUTUP

Demikian makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan pengertian tentang apa saja yang berhubungan dengan manajemen pendidikan, khususnya pengetahuan tentang organisasi dan pengorganisasian dalam manajemen pandidikan. Tentunya kami mengerti akan adanya kekurangan dalam segi penyajian, pnyampaian, penjelasan, baik buku acuan dan lain-lain, maka kami sangat terbuka sekali dengan adanya saran dan kritikan yang membangun, agar menjadi cermin koreksi untuk pemperbaikan kedepannya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.










DAFTAR PUSTAKA
Hidayati,  Ara Dan Imam Machali, 2010. Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa.
http://2frameit.blogspot.com/2011/11/tentang-restrukturisasi-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul 11.00
http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul 10.57
http://prismamika.blogspot.com/2012/04/090-asas-asas-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul 10.54
http://ryudi.wordpress.com/2010/12/18/teori-teori-organisasi/. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2012 Pukul 15.34
Winardi. J, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung: Kencana



[1] Ara Hidayati, Imam Machali, 2010, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa. hlm. 63.
[4] Ara Hidayati, Imam Machali, op.cit. hlm. 64.
[8] Ibid.
[9] Prof. Dr. J. Winardi, SE. Manajemen Perilaku Organisasi,(Bandung:Kencana, 2004), hlm.90