I. PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai
mahluk yang suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang suka bergaul satu sama
lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut
bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan
terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang
menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat
tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang
sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah
organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk
kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan
organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi
manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan
organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang
menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif
tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai
konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan
perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai pengorganisasian
dalam manajemen pendidikan.
II. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian Organisasi dan Pengorganisasian?
2. Apa saja asas-asas organisasi manejemen?
3. Apa macam-macam organisasi?
4. Apa saja teori-teori organisasi?
5. Apa pengertian
reorganisasi dan restrukturisasi?
III. PEMBAHASAN
1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum
yang berarti alat. Sedangkan organize (bahasa inggris) berarti
“mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu.
“ Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi dan elemen penting dalam
manajemen sesungguhnya telah bannyak didefinisikan oleh para ahli. Seperti:
Gibson at.all (1995:6) mengartikan organisai sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat oleh individu secara sendiri-sendiri. Robbins (1994:4) mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan. Sedang, P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan di mana
terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan
struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang memegang posisi yang
bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.[1]
Organisasi selalu
diartikan sebagai berbagai komponen yang disatukan dalam suatu struktur dan
sistem kerja yang terus bergerak seirama dengan sasaran tujuan yang ingin
dicapai. Organisasi tidak dipahami hanya sebatas wadah (tempat) dimana terjadi
interaksi dan aktivitas antar personal (individu), karena organisasi adalah
perpaduan sumber daya manusia yang dikelompokkan berdasarkan struktur, fungsi,
kewenangan dan tanggungjawab. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban dan
berkepentingan untuk memajukan organisasi. Untuk menjamin berlangsungnya suatu
organisasi, maka fungsi pengorganisasian mutlak diperhatikan. Untuk
menggerakkan sumber daya yang dimiliki organisasi diperlukan pengorganisasian
sehingga menjamin sinergisitas dan keberlanjutan organisasi.[2]
Beberapa pendapat
para ahli mengenai pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a.
Stoner, (1996) mengemukakan, mengorganisasikan adalah: proses mempekerjakan dua orang
atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran
spesifik atau beberapa sasaran dalam kata lain, mengalokasikan pekerjaan,
wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat
mencapai tujuan.
b.
Hasibuan (1990), mengartikan pengorganisasian sebagai suatu proses untuk menentukan,
mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk mencapai
tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktifitas, menetapkan
wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan
aktivitas tersebut.
c.
Asnawir menyatakan
bahwa pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan hubungan kerja
antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga untuk membentuk
suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuan merupakan kegiatan dalam
manajemen, karena pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang ada dalam sebuah
organisasi maupun suatu lembaga adalah kegiatan pengorganisasian.[3]
Beberapa
pengertian tersebut menunjukkan bahwa organisasi adalah sebuah wadah, tempat
atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Sedangkan pengorganisasian (organizing)
merupakan proses pembentukkan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam
bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan ) adalah tempat
untuk melakukan aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan, dan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan
tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan.[4]
Kegiatan
menyusun berbagai elemen dalam sebuah lembaga pendidikan maupun instansi
merupakan kegiatan manajemen yang secara khusus disebut sebagai
pengorganisasian, hal ini makin memperjelas bahwa di antara fungsi manajemen
adalah menyusun dan membentuk berbagai hubungan kerja dari berbagai unit untuk menjadi
sebuah tim yang solid, dari tim yang solid akan memberi kekuatan. Apabila
terjadi kesatuan kekuatan dari berbagai elemen sistem untuk mencapai tujuan
dalam lembaga maupun organisasi maka manajemen dianggap berhasil.[5]
2. Asas-Asas Organisasi Manejemen
Dalam menjalankan kerja organisasi, tentunya sebelumnya harus mengetahui
secara dalam tentang asas-asas organisasi manajemen agar dalam setiap elemen
organisasi dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, diantara
asas-asas organisasi tersebut, yaitu:
- Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan
jelas. Tujuan ini yang akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin
jelas tujuan yang akan diraih maka semakin mudah pula organisasi
menentukan langkah yang tepat.
- Departementalisasi. Penyusunan
bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang tertentu.
Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
- Pembagian kerja. Setelah dilakukan
departementalisasi perlu pengisian aktifitas kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai
keselarasan dalam organisasi.
- Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat
dalam hirarki yang berlaku hanya bertanggungjawab kepada satu atasan
tertentu dan hanya menerima perintah darinya.
- Fleksibilitas. Organisasi semestinya
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut antara
lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis, dll.
- Berkesinambungan. Organisasi setelah
dibentuk diharapkan terus beroperasi dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.
- Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam
organisasi yang memiliki peran yang sama pentingnya harus ditempatkan pada
level yang sama pula.
- Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk
mencapai keselarasan dalam 0rganisasi.
- Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan
dari pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang lebih rendah atau antar
pejabat yang setara.
- Rentang kendali (span of control).
Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin dengan baik oleh seorang
pemimpin di atasnya.
- Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan
adanya tingkatan-tingkatan yang perlu dilewati dalam menentukan sebuah
keputusan. (kasus PTPN 5)[6]
3. Macam-Macam Organisasi
Pada umumnya organisasi
terbagi menjadi tiga macam, diantaranya: Organisasi
Niaga, Organisasi Sosial dan Organisasi Regional & Internasional. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga
Organisasi tersebut:
1.
Organisasi Niaga
Organisasi Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam Organisasi Niaga :
- Perseroan Terbatas (PT)
- Perseroan Komanditer (CV)
- Firma (FA)
- Koperasi
- Join Ventura
- Holding Company
Organisasi Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam Organisasi Niaga :
- Perseroan Terbatas (PT)
- Perseroan Komanditer (CV)
- Firma (FA)
- Koperasi
- Join Ventura
- Holding Company
2.
Organisasi Sosial
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
- Jalur Keagamaan
- Jalur Profesi
- Jalur Kepemudaan
- Jalur Kemahasiswaan
- Jalur Kepartaian & Kekaryaan
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
- Jalur Keagamaan
- Jalur Profesi
- Jalur Kepemudaan
- Jalur Kemahasiswaan
- Jalur Kepartaian & Kekaryaan
3.
Organisasi Regional & International
- Organisasi Regional
Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
- Organisasi Internasional
Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara didunia.[7]
- Organisasi Regional
Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
- Organisasi Internasional
Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara didunia.[7]
Macam-macam
organisasi internasional
1.
UN = United Nation = PBB (1945)
2.
UNICEF = United Nations International Childrens
Emergency Fund (1946), namun namanya diganti setelah tahun 1953 menjadi: United
Nations Children’s Fund.
3.
UNESCO = The United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (16 November 1945)
4.
WHO = World Health Organization (7 April 1948)
5.
IMF = International Monetary Fund (Juli 1944,
180 negara)
6.
OPEC = Organization of the Petroleum Exporting
Countries (1960, anggota 13 negara, termasuk Indonesia)
7.
ASEAN = Association of Southeast Asian Nations
= Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967,
memiliki 10 negara anggota, Timor Leste dan Papua new Guinea hanya sebagai
pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadi anggota), dll.[8]
4.
Teori-Teori Organisasi
Ada 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teori
proses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuat
keputusan, dan teori organisasi kontingensi.
a. Teori Klasik
Menurut teori
organisasi klasik ini, organisasi dipandang sebagai sebuah sistem tertutup
dimana semua variabel diperhatikan dan berada di bawah pengendalian pihak
manajemen. Teori klasik ini ternyata membawa hasil nyata dalam praktiknya.
Terjadi kenaikan produktivitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa
itu. Tetapi satu hal pokok adalah bahwa, teori organisasi klasik mengabaikan
faktor manusia. Nasib para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (mereka
seakan-akan dianggap sebagai bagian dari mesin). Hasil produksi (Output)
dicapai dengan pengorbanan manusia yang terlampau besar.[9]
b. Teori Organisasi Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip hirarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada
atasannya langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.
c. Teori Organisasi Human Relation
Teori ini
disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori
hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu
hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat
memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian
tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas
dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara
hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam
semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
d. Teori Organisasi Perilaku
Teori ini disebut
merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota
organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
e. Teori Organisasi Proses
Suatu teori
yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang
tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam
arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan
prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
f. Teori Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
g. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah
sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manajer guna mencapai tujuan
organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling),
dan pengambilan keputusan (Decision making).
h. Teori Organisasi Pembuat Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat
oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang
memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah
yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun
keputusan di tingkat bawah.
i. Teori Organisasi Kontingensi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi
dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu
memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap
situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang
dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain
saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila
mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu
memperhitungkan situasi-situasi tertentu.[10]
5. Pengertian
Reorganisasi dan Restrukturisasi
Robbins dan Fattah (2006) menyatakan suatu
struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan,
dan dikoordinasi secara formal. Pada struktur organisasi tergambar posisi
kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan
bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi. Dengan demikian, struktur organisasi pelatihan akan menggambarkan
pengelompokkan satuan kerja pelatihan. Struktur organisasi pelatihan juga
membagi kerja dalam kegiatan pelatihan termasuk pengaturan pelimpahan.
Pengertian restrukturisasi menurut mintzeberg
(1979) adalah: “in the case of organizational, structur and design means
turning those knobs that influence the division of labour and the coordinating,
mechanism, there by effecting how the organizational function, how material
autority, information and decision process flow throught”.
Sementara Bennis dan Mische (1999:13)
mendefinisikan “restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaan
dengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudian secara
inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya manusia”. rekayasa ulang
adalah proses yang mengubah budaya organisasi dan menciptakan proses sistem,
struktur dan cara baru untuk mengukur kinerja dan keberhasilan. bennis and mische dalam sudarmayanti
(2002:63).[11]
IV. Kesimpulan
Organisasi adalah suatu proses kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien.
Tujuan dan manfaat organisasi, antara lain
untuk :
a. Mengatasi
terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya
b. Mencapai tujuan secara lebih efektif dan
efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan)
c. Wadah
memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama
d. Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi
yang dimiliki seseorang (motif berprestasi).
e. Wadah
mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
Adapun langkah-langkah pengorganisasian:
a. Memahami tujuan
institusional
b. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dalam usaha mencapai tujuan institusional
c. Kegiatan yang
serumpun (sejenis) dikelompokkan dalam satu unit kerja
d. Menetapkan fungsi, tugas, wewenang, tanggung
jawab setiap unit kerja
Asas Pengorganisasian:
a. Asas Pembagian
Tugas
b. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
c. Asas disiplin
d. Asas kesatuan komando
e. Asas
mengutamakan kepentingan umum
f. Asas keadilan
g. Asas inisiatif
h. Asas kesatuan dan kebersamaan
Macam-Macam Organisasi
1.
Organisasi Niaga
2.
Ortganisasi Sosial
3.
Organisasi Regional dan Internasional
Teori-Teori Organisasi
Ada 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teori
proses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuat
keputusan, dan teori organisasi kontingensi.
Pengertian Restrukturisasi
Menurut Bennis
and Mische (1999:13) mendefinisikan “restrukturisasi sebagai rekayasa ulang
yaitu menata perusahaan dengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang
ada kemudian secara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya
manusia”.
PENUTUP
Demikian makalah ini
dibuat dengan segala keterbatasan. Harapannya semoga makalah ini dapat
memberikan pengertian tentang apa saja yang berhubungan dengan manajemen
pendidikan, khususnya pengetahuan tentang organisasi dan pengorganisasian dalam
manajemen pandidikan. Tentunya kami mengerti akan adanya kekurangan dalam segi
penyajian, pnyampaian, penjelasan, baik buku acuan dan lain-lain, maka kami
sangat terbuka sekali dengan adanya saran dan kritikan yang membangun, agar
menjadi cermin koreksi untuk pemperbaikan kedepannya. Atas partisipasinya kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ara Dan Imam Machali, 2010. Pengelolaan
Pendidikan, Bandung:
Pustaka Educa.
http://a410080205.wordpress.com/2012/01/11/pengorganisasian-organizing-dalam-manajemen-pendidikan/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012
Pukul 10.54
http://2frameit.blogspot.com/2011/11/tentang-restrukturisasi-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012
Pukul 11.00
http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012
Pukul 10.57
http://prismamika.blogspot.com/2012/04/090-asas-asas-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012
Pukul 10.54
http://ryudi.wordpress.com/2010/12/18/teori-teori-organisasi/. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2012
Pukul 15.34
Winardi. J, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung:
Kencana
[5] http://a410080205.wordpress.com/2012/01/11/pengorganisasian-organizing-dalam-manajemen-pendidikan/
[9] Prof. Dr. J. Winardi, SE. Manajemen Perilaku Organisasi,(Bandung:Kencana,
2004), hlm.90